Wednesday, November 19, 2008

The Unfaithful Servant



by The Band (vocal Rick Danko)



Unfaithful Servant, I hear you leavin' soon in the mornin
What did you do to the lady, that she's gonna have to send you away

Unfaithful servant, you don't have to say you're sorry,
If you done it just for the spite, or did ya do it just for the glory

Like a stranger you turned your back
your keys and gone to pack
in mind who's to blame, and all the shame
She really cared, the time she spared and the home you shared.

Unfaithful servant, I can hear the whistle blowin,
Yes, that train is a-comin' and soon you'll be goin'.
Let us not bow our heads for we won't be complainin';
Life has been good to us all
even when that sky is rainin'.

To take it like a grain of salt is all I can do.
It's no one's fault, Makes no diff'rence if we fade away.
It's just as it was, it's much to cold for me to stay.

Goodbye to that country home,
So long to a lady I have known
Farewell to my other side,
I'd best just take it in stride.

Unfaithful Servant, you'll learn to find your place;
I can see it in your smile,
and, yes, I can see it in your face.

The mem'ries will linger on,
But the good old days, they're all gone,
Oh! Lonesome servant, can't you see,
That we're still one and the same, just you and me.


Sunday, November 16, 2008

jalan terus

Melangkah lagi. Bagaimana agaknya tempat baru, adakah berbeza warnanya dari sekarang? Orang-orangnya bagaimana pula, adakah penulis ini dialu-alukan atau sebenarnya penulis ini melakukan pembunuhan diri karier (terjemahan terus dari 'carrier suicide'). Mak tadi beritahu, tempat yang bernama Muar itu cuacanya sejuk waktu dia melawat semasa masih kecil. Masihkah suasana begitu? Atau ia sibuk dan panas dengan manusia-manusia yang saling berkejaran.

Pernah beberapa lama dahulu, aku punya sedikit pengalaman menguruskan keadaan daerah. Orang yang paling berkuasa pastinya Pegawai Daerah (DO) tapi yang paling glamournya adalah wakil rakyat. Selepas itu, pastinya ada satu tempat macam warung kopi atau gerai makan yang jadi tumpuan semua orang dari kakitangan kerajaan sampai tauke-tauke kedai dan orang-orang kampung. Masanya berlalu terlalu perlahan tapi ia tidak terlepas dari perkara-perkara pelik. Aku pernah duduk kat satu gerai kat Kota Tinggi, dengan telinga terpasang, macam-macam cerita aku dengar, entah benar atau tidak. Tapi mungkin itu juga jadinya aku, melepak di kedai kopi.

Tapi aku tak nak main dam haji, aku nak main catur, petang-petang harapnya boleh main bola padang. Tiada lagi kesesakan jalan raya. Tiada lagi maki hamun tentang manusia-manusia kota yang hidup terlalu padat dan nilai nyawa terlalu tinggi. Tapi bagaimana dengan waktu malam, aku sudahlah duduk seorang diri. Dapat dirasakan tempoh hidup seterus ini adalah yang paling sunyi hinggalah.. aku pun tidak tahu. Ironinya, aku ada baca cerpen Pak Sako tentang ada seseorang yang rasa hidupnya terlalu penat akibat kepesatan kota raya, mungkin benar katanya, ketenangan adalah kembali kepada kejujuran yang hanya ada di kampung.

Beban yang dibawa ini terasa terlalu berat, kalau hendak diikutkan, aku masih terkial-kial mencari arah tujuan sebenar. Belum hilang lagi penat, terpaksa berkelana ke tempat baru. berjumpa dengan wajah-wajah baru, menyelesaikan masalah-masalah baru. Bagaikan seorang pengembara yang masih belum jumpa lagi tanda henti, aku akan melangkah hingga aku dapat katakan, sudah cukup waktunya.