Sunday, April 20, 2008
garis dari titik
Berdiri tegak, sejambak mawar tersergam di tangan, secawan kopi hitam panas, kelaknya dihirup perlahan-lahan, namun pandangan langsung tidak terlepas, menjengket sedikit melihat rupa bawah, nun tinggi dari pencakar langit, dan jatuh baring di atas rumput, membuka langit lepas, perkara rumit, mudahkannya, kusut lenyap, angan terbang, selam sebentar kembali bernafas, lampu limpah kini terbentang, lengkap itu tunggu, lekas hanya jantung berdegup, tari tidak mati, biar halimunan melingkari, bawah redup ini, teduh buat bersama
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment