Friday, August 24, 2007
belok kanan jumpa terang
Aku mungkin sebenarnya sudah terlalu biasa dengan kehidupan seperti ini. Masih lagi aku ingat bagaimana ketika di tingkatan satu, aku akan selalu memanjat tingkap untuk duduk di bahagian luar koridor tingkat tiga bangunan asrama. Seorang diri, aku merenung matahari terbenam dengan memikirkan kenapa budak-budak seusia aku begitu kejam. Aku mahu berada dalam kegembiraan bukannya dalam pergelutan. Sejak itu, dunia tidak lagi seperti mana aku pernah sangka dan ia berterusan sehingga kini. Aku tidak simpan dendam tetapi kegirangan bukanlah diri aku sepenuhnya lagi. Banyak bahagian dalam diri ini aku sembunyikan. Sesekali aku bersuara dan mereka tertawakan aku. Tiada dendam, aku sengaja melakukannya supaya aku tahu aku masih wujud.
Bukannya aku hendak mengenepikan rahmat-rahmat yang pernah membelai tubuh kurus ini, namun banyak waktu, aku tertangguh dalam persimpangan. Kompas aku sering bergantung pada nasib. Namun dalam usia dewasa ini, aku bagai merasakan jarum kompas itu berpusing gila ke semua arah. Tiada ketentuan. Aku terlalu takut untuk menghentikan jarum itu kerana nasib aku terletak padanya. Akhirnya aku menutup kompas itu. Oleh kerana ketentuan itu belum tiada, aku memutuskan untuk ingin melihat sejauh mana nasib nyawa ini.
Dengan tidak meletakkan pertaruhan tinggi, aku menyimpan harapan kecil dalam hati dua separa bulat tepat ini. Aku bukannya seorang pejudi yang baik. Sering sahaja aku melihat not-not seringgit aku berterbangan dengan kepaknya. hampeh betul. Tapi dalam banyak waktu, aku mengintai harapan aku itu, girang sebentar rasanya sebelum kembali ke realiti. Bumi bulat ini tidak pernah sunyi daripada kejutan namun ia sentiasa kembali kepada kenangan dan harapan yang membuat aku rasa manusia kembali.
Saturday, August 11, 2007
the rainbow connection
Why are there so many songs about rainbows
and what's on the other side?
Rainbows are visions, but only illusions,
and rainbows have nothing to hide.
So we've been told and some choose to believe it.
I know they're wrong, wait and see.
Someday we'll find it, the rainbow connection.
The lovers, the dreamers and me.
Who said that every wish would be heard
and answered when wished on the morning star?
Somebody thought of that and someone believed it.
Look what it's done so far.
What's so amazing that keeps us star gazing
and what do we think we might see?
Someday we'll find it, the rainbow connection.
The lovers, the dreamers and me.
All of us under its spell.
We know that it's probably magic.
Have you been half asleep and have you heard voices?
I've heard them calling my name.
Is this the sweet sound that called the young sailors.
The voice might be one and the same.
I've heard it too many times to ignore it.
It's something that I'm supposed to be.
Someday we'll find it, the rainbow connection.
The lovers, the dreamers and me.
Friday, August 10, 2007
back here
finding myself in a place where i can't speak,
complete numbness,
i let my fingers to take a walk,
while my ears are busy capturing complicated noises,
my eyes are easily distracted by colors,
they say colors brings life,
well i do see the colors in them,
i just don't know what color i am,
should it be what is supposed to be,
or there's no trully an answer for it,
Am i predictable for this?
in tiredness i open my eyes
just to show you i'm still breathing
Saturday, August 04, 2007
bubbles
Thursday, August 02, 2007
conversation with god
Monday, July 30, 2007
ke dalam -perspektif - letakannya
Thursday, July 26, 2007
this is a going to be a long one
I am totally disturbed with what goings in my mind. Not to say that i'm crazy or some sort of that but my mind speaks crazy with me lately. To be true, this mind thing has been forever. People arounds me know about it but they didn't say about it. But like one of my friend told me, i'm living in a two different life. I stop that conversation quickly because i didn't want to make that topic goes further. I mean, for surely, he didn't want to hear all those weird theroies i got in my head. And i didn't what the conversation goes about how melancholic and infine sadness my life is.
So, here I am, sorry blog for causing you to carry that burden. It is a good thing that we didn't have an two-way communication. If that does happen, i surelly hope that we chill about it and you don't take it seriously. Come on, all of the people in this world got their own problem. But the things, i don't go to bars where i can say to the bartender, 'this is a going to be a long night'. And another thing is, do i look a person who mediates calmly in the mosque?, because if you realized, i wake up 2.00 pm on last Friday. Yuppp... that's the shit i am. Damn fucking shit.
If i can conclude my life is... i'm someone who picks up anything that had touch my life. I don't know what's really inside me. Off course you heard people that say 'just be yourself' ... what fuck is that, what fuck i am. How can I be myself when I don't know who the fuck I am. You got what I mean blog, or the fact I'm writing this shit just show how self-absorbed I am actually. fuck. fuck. fuck.
I don't know why suddenly I felt very cold. Is it the aircond? or the beatles songs that are being played? or that i'm actually shivering inside. You know what is great right now, a cup of a hot coffee, about ciggarettes, eventually there's one stucking in my mouth.
The thing is blog, maybe my true wish from all this madness is that i want to have a clear mind or another better way of saying, i want to have a clear soul. I want an ability to capture a moment right at that moment. I don't want to be busy doing nothing and finally realized, it is in the past. I want to have a clear mind about my future, my past and my present.
And another thing blog, i wish i don't have to write to this stuff to you blog. Because it's all just what trap inside my mind. I have no intention to share it with others, neither with you. I'm doing fine with my life. Although, i wake up late everyday, i still have my job. I also have hobbies to fill up my time. There's also friends that i can go hangouts. I read books and that surely makes me some sort of knowledgable (yeargh... right, i'm still dumb as primary school student by the fact that i can't found a place which is only 5 km from my office) I guess what we are sharing over here is because i want to be heard and also ignored at the same time. I don't want to burden anybody. I just want to... what we should say.. chill. Yup, that's the word. In certain time, I want to chill.
Life will just goes on. The sun will rise and the moon will also gazes at night. I don't want my head will only goes about my senseless big stupid question. I want to write something what is outside my life (what the fuck, that's what my job is) Not that i'm not proud of what I'm doing, it just I realized that it will take a long time before i can get promoted. I should search something that i could really stick into. Writing fiction I presume. huhuhuhu. Where dreams becomes reality. Yupp, that is what my head is fill with... dreams. and in a way, it does bothers me. owhh.. fuck. here we go again. but then again, let's just chill about it. You do know the thing we talk is just what in my mind :)
tata blog and good morning to you.
Tuesday, July 24, 2007
senja
Thursday, July 19, 2007
dialog lewat malam di sebuah pejabat
mil : Kau kena tanya tuhan
pi : Okay, kau tahu tak untuk apa kau dilahirkan di dunia ini
mil : Menangis
pi : Kau cakap kau lahir ke dunia ini untuk menangis
mil : Menangis, tidur dan hisap susu mak
pi : Aku tanya kau tak tujuan hidup kau
mil : Aku tak ingat masa bila aku mula-mula dapat berfikir tapi rasanya selepas aku dapat berjalan
pi : Macam ini, kau hidup untuk makan atau kau makan untuk hidup
mil : Ada ker orang yang hidup untuk makan
pi : Ada, tukang masak, dia hidup bekerja bagi orang makan
mil : hmmm....
pi : hmm....
Kedua-duanya diam tiba-tiba dan pi kembali duduk di mejanya.
pi : c**ai larrrr lu!!!! (dengan nada guraunya)
Aku tahu kawan aku itu tension ngan aku tapi selepas itu aku dengan tenang dapat sambung semula lakukan apa yang patut dilakukan. Sorri beb, lain kali gua layan lu betul-betul... wokeih
Tuesday, July 17, 2007
Musim Panen
XXI
Suatu hari aku akan bertemu kehidupan di dalam diriku,
Suka cita yang tersembunyi di dalam kehidupanku,
Meskipun hari-hari mempersulit jalanku dengan debunya yang tak berharga,
Aku telah tahu unsur-unsurnya,
Dan nafasnya yang tak teratur menerpaku membuat pikiran-pikiranku sesaat merasa harum,
Suatu hari aku akan bertemu kegembiraan tanpa diriku yang berdiam di belakang tirai cahaya,
Dan akan berdiri di kesunyian yang meluap di mana benda-benda akan tampak sebagaimana mereka tampak di mata penciptanya
XIV
Nasib yang terbaik dari dunia ini akan datang dari tanganmu; begitulah janjimu,
Karena cahamu berkilauan dalam air mataku,
Aku takut jangan sampai aku yang merindukanmu dan sedang menunggumu di salah satu sudut jalan untuk menuntunku, akan dituntun oleh orang lain,
Aku melangkah di jalan yang kupilih sendiri hingga perbuatanku yang sangat bodoh ini menggodamu mendatangi pintuku
Karena aku memegang janjimu bahawa nasibku yang terbaik ini akan datang dari tanganmu
*aku sentiasa kagum dengan Tagore dan aku juga amat menghargai penterjemah puisinya ini. Walaupun aku masih belum benar-benar faham apa yang cuba diperkatakan, aku tetap jatuh cinta dengan apa yang ditulisnya.
Thursday, July 12, 2007
Buat Percaya
Wednesday, July 11, 2007
.
''Ada satu titik hitam yang masih belum hilang lagi,'' kataku.
''Aku tidak dapat melihatnya,''
''Ia masih ada di situ,''
Aku tidak sabar lagi. Aku mengambil kain yang ada cuba melenyapkan titik itu. Selembut-lembutnya aku mula membersihkan. Namun ia masih ada. Aku menonyoh sekuat-kuatnya. Ia masih belum cukup lagi. Aku mengambil berus sabut. Aku memberuskannya sekuat hati sambil mencurahkan air berkali-kali. Berapa banyak peluntur aku guna, aku sudah tidak ingat lagi sebab aku dah mencampurkan semuanya. Aku lakukan semuanya berulang kali. Tubuh aku makin penat tapi aku teruskan. Sehinggalah aku terdengar deringan sebuah jam loceng. Aku terhenti. Perlahan-lahan aku menoleh ke belakang dan memalingkan diri.
''Adakah titik itu masih ada,'' dia bertanya lagi.
''Aku tidak tahu,''
Thursday, July 05, 2007
TOP FIVE SONG IN MY iTUNES PLAYLIST
5) Walking After You by Foo Fighters (116 time's being played)
4) Fuck Was I by Jenny Owen Youngs (198 time's being played)
3) 69 Police by David Holmes; Ocean 11 Soundtrack ( 215 time's being played)
2) Without Us by Johnny Matthis & Denise Williams; Family Ties theme (240 time's being played)
and the number one in my playlist is.......
1) I'm so tired of being alone by Al Greene (333 time's being played)
*All those songs played a bit part as a soundtrack of my life.... not really, i just like to play it countinously according to the mood i'm in. The standing always changes except for al greene (what can beat a good soulful oldies). While the highest chart jumper is the Family Ties theme since i just added it two months ago (It is a lovely 80's song).
Anyway, right now, my playlist showed that i've 1,984 songs. 'And Now' I know why I always come home late. I wonder what if my company knows that i used their pc to download songs, hmmm... i still think that is not a really strong argument to fire an employee. muahahahaa
Monday, July 02, 2007
buka mata awak
Kelam. Gelita. Dunia yang terang tadi, dalam sedetik bertukar gelap. Aku tidak dapat lagi berpijak pada bumi nyata. Tubuhku tiba-tiba jatuh ke satu jurang yang amat dalam. Rokok di bibir tadi terus sahaja melayang. Terasa angin dari bawah menolak-nolak mengherotkan mukaku. Tubuhku terus berpusing-pusing. Aku cuba memaut kepada apa sahaja yang dapatku capai. Usaha aku sia-sia dengan aku terus jatuh menjunam ke bawah.
Alam masih gelap namun aku tahu aku telah sampai ke dasarnya. Aku melihat ke atas. Ada satu cahaya yang amat kecil. Halusnya bagai satu titik. Adakah ini kematian? hatiku berbisik perlahan. Adakah ini balasan untuk apa yang aku lakukan selama ini. Tidak dapat aku baca apa yang cuba diberitahu. Bagi aku, kegelapan ini satu penjara. Tiada lagi indah langit. Tiada lagi indah senyuman. Aku melutut menyedari semua ini satu kesepian.
Aku tidak dapat mengira lagi berapa hari aku terperangkap dalam kegelapan. Lubang sempit itu tetap mengepung jasadku.Tiada makan. Tiada minum. Aku bagaimanapun telah menghabiskan kesemua sembilan batang rokokku dengan mancis yang ada. Sesekali aku melaungkan maaf. Aku membebaskan semua kesesalan. Aku manusia yang tetap tidak lari dari kesilapan namun bukankah kita sepatutnya belajar daripadanya. Atau.... atau.... atau kesilapan-kesilapan itu terlalu besar sebenarnya.
''Buka mata awak,'' aku bagai tidak percaya tetapi aku seperti dapat mendengar satu suara. Bisiknya lembut bagaikan seorang kawan lama yang aku kenal dahulu.
''Buka mata awak,'' suara itu keluar lagi tetapi aku masih tidak dapat melihatnya dari mana. Dalam keadaan yang gelap-gelita, bukankah tetap sama samada aku membuka mata atau tidak.
''Buka mata awak!,''
Gelap, masih lagi gelap. Namun aku dapat melihat kembali bilah-bilah cahaya. Sedikit demi sedikit aku dapat merasakan sesuatu. Mataku berpinar dengan semuanya tampak kabur. Aku mengosokkan mataku berkali-kali dan akhirnya aku dapat melihat diriku berada di sebuah taman permainan. Ada terdapat beberapa kanak-kanak yang sedang asyik berkejaran. Aku tersenyum melihat mereka. Satu usia yang cukup aku rindukan.
Aku melihat ke sebelah mana tahu ada siapa-siapa di sisi. Nyata sekali tiada. Aku masih lagi keseorangan. Namun begitu, ada sebatang rokok tersepit di celah jariku. Aku menarik asap tembakau Dunhill sedalamnya dan menghembuskan tinggi ke atas. Aku membuka mataku seluasnya. Sekurang-kurangnya aku masih ada lagi indah langit.
Sunday, June 03, 2007
Saturday, June 02, 2007
secebis daripada waktu
Malam itu aku cuba untuk melelapkan mata. Aku buaikan otak aku dengan benda-benda besar dan benda-benda kecil. Jasad aku memang terbaring tetapi tiada roh terangkat. Ingatan aku lalu melayang kepadanya. Menjemput aku dan menolak aku pada masa yang sama.
''Kau tahu bukan, kita sudah berjarak jauh. Kau dalam haluan kau, aku dalam haluan aku, kita berdua telah menjadi orang yang berbeza,'' beritahu dia pada aku.
Langit pada ketika itu menutup senja. Warna-warna merah dan kuning membelah langit yang semakin menghitam. Di satu padang hijau yang luas, hanya wujud aku dan dia. Berbual dalam satu realiti yang tidak pernah hadir. Dia merenung aku. Matanya masih lagi tajam dan ayu seperti dahulu. Aku mendongak ke atas dan kemudian menunduk ke bawah kembali.
''Aku sedar tentang semua perkara yang berlaku. Aku yang memutuskannya awal dahulu dan aku yang menanggungnya kini.
''Aku tahu tentang keadaan ini, aku tahu tentang semua kesudahan ini, cuma aku ingin beritahu,
Aku tidak pernah mahu semua ini,''
Jawapan itu tidak pernahnya lengkap. Aku diam. Kembali ke perbaringan yang gelap, aku berseorangan membisu. Bintang-bintang tiada menyapa. Bulan hanya tunduk bisu. Aku memejamkan mata, meminta waktu cepat berlalu.
Saturday, May 26, 2007
pecah kepala
Soalan-soalan besar seperti itu sentiasa tersangkut dalam kepala aku. Sebagaimana sebuah rumus yang sepatutnya dapat merangkumkan persoalan dan penyelesaiannya. Bagaimanapun aku tidak fikir hidup adalah lebih perkara-perkara tersebut. Masih ada banyak lagi perkara kecil yang sebenarnya membawa kepada makna besar.
Baru-baru ini aku cuba pecahkan kepala otak aku. Masa itu aku sedang menikmati makan tengahari. Aku perhatikan pada pinggan yang berserta nasi dan lauk-pauk aku ambil. Aku kemudian mengambil masa untuk berfikir, berapa banyak tangan sebenarnya terlibat dalam menyediakan makanan aku ini.
Aku cuba senaraikannya satu per satu. Buat permulaannya kita ada tukang masak dan orang yang meletakkan nasi ini dalam pinggan. Itu sudah dua. Belum pecah kepala lagi. Mari kita pecahkan lagi. Sebagai contohnya, nasi, mesti ada penanam benih padinya, penuainya, tukang angkut beras ke kilang, tukang periksa kualiti, tukang masukkan ke dalam guni, tukang buat guni, tukang buat label, tukang hantar ke gudang, pemandu treler, pemandu lori, pemborong, kelindan, peruncit, tokey kedai dan pembantunya yang memasak nasinya. Itu dah 15 orang tapi aku rasa lebih.
Sekarang mari kita lihat pada kesemua lauk yang ada. Emm.... tak mengapalah, memang pecah kepala punya. Rangkumannya mungkin ada dekat seribu tangan rasanya. Aku katakan 1,000 tangan sebab aku sedang memperkatakan perkara ini dalam konteks produk itu mesti disentuh atau melalui seseorang. Banyak bukan. Mungkin ini dikatakan hidup dalam bermasyarakat.
Hendak tak hendak, kita saling memerlukan kerana setiap seseorang menyentuh kehidupan mereka lain. Oleh kerana itu, kita jangan memandang hina kepada penyapu-penyapu jalan misalannya. Pekerjaan yang mereka lakukan itu menyentuh hidup beratus-ratus orang yang melalui lorong yang disapu itu. Sumbangan mereka itu besar walaupun kita sering kali merasakannya kecil.
Buat ketika ini, aku sedang memikirkan bagaimana untuk memberi sumbangan yang lebih besar menerusi hidup aku. Aku sedar pekerjaan yang aku lakukan sekarang menyentuh banyak hidup orang (walaupun kebanyakan dekat luar sana tu tidak percaya apa aku tulis sebenarnya) namun aku rasa aku perlu mengejar sesuatu yang lebih besar. Aku tidak jumpa lagi hasil yang betul-betul dapat aku banggakan sampai mati. Aku tidak fikir aku akan jumpanya namun bila bercakap tentang hidup, perjalanan untuk mencapai apa yang kita mahu adalah perkara yang akan kita kenang selamanya.
Friday, May 11, 2007
Supposed To Be
Maybe this is how it's supposed to be
This is how it's supposed to be
Maybe it's trapped in a jar
Something we've already seen
Maybe it's nowhere at all
Maybe this is how it's supposed to be
This is how it's supposed to be
Looking forward as we rewind
Looking back is a trap sometimes
Being here is so easy to do
If you want to
*although i have the album one year before, this song touches me recently. I always forget to be in the present because of the future and the past.
Saturday, May 05, 2007
Sunday, April 29, 2007
Monday, April 16, 2007
make love not war
Berbuat baik di dunia, balasannya di akhirat? Begitukah kesudahan untuk semua kebaikan yang dilakukan? Aku cuba untuk melihat perkara ini secara positif. Namun disebabkan mood aku yang kurang baik, mungkin aku agak sukar melihatnya dengan jelas. Rasa marah meluap-luap kerana manusia tak henti-henti membuka kemarahan aku. Tidakkah dapat mereka belajar dari sejarah, atau nafsu serakah hati busuk menjadi kompas mereka selama ini.
Hidup seorang diri aku mula belajar untuk memekakkan telinga aku ini. Aku padam apa yang aku tak suka dengar. Aku ambil apa yang aku boleh belajar. Bagaimanapun, mulut manusia tak henti-henti untuk memperkatakan apa yang kita tidak mahu dengar sebenarnya. Mereka kata ia tidak lebih daripada mengusik tapi cuba aku lempang muka dia sekarang ni, ada dia orang kata ia tidak lebih daripada mengusik. Sakit hati sebenarnya mendengar kata-kata umpatan. Kalau orang lain menjadi mangsa kita bengang, inikan diri sendiri. Kenapalah aku tidak boleh memilih kawan-kawan aku?
Namun bagaimana jika api melawan api.... aku sering memikirkan teori itu. Sayangnya, kejadian aku dari Tuhan tidak dengan mulut lepas. Dia bentuk aku menjadi pemendam dengan semuanya disimpan erat sehingga sampai waktu untuk diletupkan. Hari demi hari aku merasakan aku berjalan dengan hati yang cukup sarat. Aku tidak larat memikul semua yang dipendam tapi aku tidak tahu dimana untuk dilepaskan. Aku mohon sebenarnya untuk diri aku menjadi sejuk dan tenang kembali. Aku tak sanggup menjadi pemarah yang tak tentu hala tujunya. Marah biar bersebab, aku fikir. Marah biar kerana pendirian bukan kerana kebodohan. Aku tidak apa untuk diperkatakan lagi. Kata-kata aku bersimpul jadinya. Masalah belum selesai.
Monday, April 09, 2007
we are not saint nor devil
Thursday, April 05, 2007
Dreaming With A Broken Heart

When you're dreaming with a broken heart
The giving up is the hardest part
She takes you in with your crying eyes
Then all at once you have to say goodbye
Wondering could you stay my love?
Will you wake up by my side?
No she can't, 'cause she's gone, gone, gone, gone, gone....
* this John Mayer song really hit me hard. Sometimes I do wish I don't have to wake up from a beautiful dream. I want to stay in that dream
Sunday, April 01, 2007
story of the night

Maybe because this thing that i'm writing down over here concern very much about what's inside my heart. The sentimental thing that every proud ego man most oftenly avoid it. Talking about love. Yuppp, that's the thing.
You see, my case is similar with everything that you watch in movies or read in a book. Boy meets Girl. Boy fall in love with the Girl. Suddenly, they're in neverland. But then, something bad happen, more of an earthquake or tsunami if I can methaphore it. Things start falling down, and what supposed to be a happy story turn out to a sad ending. Both Boy and Girl become heart broken and their path is no longer together.
I summarized everything in a five line paragraph. Surely it's not enough but i guess you got the picture. The thing that i've been through is like a common thing for every one. I guess everybody have their own version of the story but the plot is still the same. I guess.
So how's life after a relationship. It's kinda hard to explain it. From my perspective, I see it as I'm living a full and an empty life both at the same time. I'm living a life that demands commitment from it (job, family, friend) but surely from time to time, I feel really lonely.
Everytime my mind was brought to the memories of the bad moment (in the relationship), i can't escape the fact that I do have good moment. It's like being in heaven and hell both at the same time. Still i see her more of an angel. Someone that I can hold on tight to get through a cold and shivering night. A year has gone by. But here I am, typing out melancholy of my past love. Surely miss her a lot. And that explain why I'm here typing something in my blog.
Well, I've said it. Now it's time to go home and sleep. Tomorow i still got a work to do. Living a life that i felt full and empty both at the same time. Good night for now.... and GOD BLESS YOU TOO!
Monday, March 19, 2007
sedih dan gembira
dia menemaniku
sama-sama termenung
aku tolong menyalakan rokoknya
berdua dalam lewat gelap malam
tanpa lampu limpah
tanpa bunyi runut
tanpa penonton
teringat pula gembira
ada waktunya dia muncu
lnamun aku minta dia pulang
beri aku masa
aku perlu bersama sedih
banyak yang dia dapat beritahu
banyak yang aku perlu beritahu
buat tika ini
maafkan aku gembira
sampai kita ketemu lagi
di lain kali
Tuesday, March 13, 2007
air mata android
Sunday, March 11, 2007
ngelat
Sejak kebelakangan ini aku terasa macam berada dalam persimpangan karier aku. Benda ni memang aku tak pernah beritahu sesiapa. Mungkin ia disebabkan aku kehilangan inspirasi atau motivasi aku yang mundur.
Aku tidak tahu apa alasan yang patut diberikan kerana alasan tetap alasan. Orang tidak mahu tanya kenapa kau datang lewat atau kenapa kau tidak siapkan kerja yang diberikan. Mereka mahu melihat hasil. Sebarang alasan yang diberikan hanya bukti kelemahan.
Jadi inilah aku, dengan sebuah snow cap hijau menutup kepala aku yang botak, mengadap komputer ofis pada pukul 4.30 petang hari Ahad dan meluahkan segala permasalahan yang memeningkan kepala otak aku.
Hendak kata aku tak cukup rehat, cuti aku boleh dikatakan banyak. Sayangnya, cuti itu adalah cuti dengan aku terus terperuk dalam rumah. Hampir majoriti masa dihabiskan pada playstation aku beli tahun lalu. Sesekali aku membelek buku-buku di rak yang aku baru sahaja susun namun seleranya nak membacanya tidak ada.
APa nak jadi dengan aku??????????? ARGHHHHHHhhHHHhhhHHHhhhHHH!!!!!!!!!!!! kepada sesiapa yang tersesat dalam blog aku ni, minta maaf, tidak banyak pengetahuan yang dikongsi bersama, hanya masalah kebosanan hidup sahaja dimasukkan ke dalam.
Buat masa ini, setiap kali aku pulang ke rumah, aku biasanya akan memainkan cd album terbaru Yusuf Islam. A.K.A Cat Steven dalam kereta untuk menenangkan jiwa aku. Berhasil namun tidak lebih untuk sementara. Aku suka bait-bait liriknya. Dia menyentuh hal-hal hidup yang semua kita inginkan.
Ohhh... terlalu lama aku meninggal dunia blog ini sehingga aku lupa untuk mengucapkan selamat datang 2007. Sememangnya tahun terbaik untuk memulakan kembali projek-projek yang sudah berhabuk berdebu aku tinggalkan sebelum ini.
Aku ada terfikir untuk menulis sesuatu mengenai kehidupan di bandar raya metropolitan. Aku bakal namakannya sebagai 'KL Jam'. Kisah hidup anak muda di kota raya. Dalam melalui kehidupan yang penuh dengan kesombongan dan dara muda yang dahagakan kehidupan. Aku tidak melalui semua itu tapi aku akan cuba imaginasikannya.
Kemungkinan mengenai bagaimana kau sesuaikan kehidupan selepas melalui alam pendidikan. Masa untuk melihat dunia sebenar. Realiti kehidupan bekerja yang menuntut kau memberi untuk memperolehi. Sesak rasanya untuk melalui semua itu. Namun dalam waktu tertentu, watak-watak dalam cerita ini akan berhenti sebentar untuk meluahkan perasaan di studio jamming. Sebab itu aku namakannya 'KL Jam'. Soundtrack dalam citer ni mesti best punyo. Rancak sesuai dengan jiwa muda.
----draf awal citer-----
Thursday, November 09, 2006
This is 'Life' talking
Thursday, October 19, 2006
Selamat Hari Raya Semua
Hari Raya menjelma kembali. Semua warga kota yang mempunyai kampung halaman akan kembali pulang berpusu-pusu. Bagi warga kota yang mana bandaraya itu merupakan kampung mereka, ketenangan yang bakal dialami akan dinikmati sepenuhnya. Aku masih ada beberapa hari lagi sebelum aku kembali pulang ke kampung aku. Rasanya, semakin dewasa, semakin kurang rasanya kemeriahan Aidilfitri ini. Kemungkinan Hari Raya adalah perayaan untuk kanak-kanak. Mereka adalah golongan yang bergembira sekali di waktu itu. Dapat duit raya, lepas tu dapat 'pau' orang yang tidak dikenali untuk duit raya. Seterusnya jalan sekeliling kampung untuk pau lagi orang. Muka memang tebal gila tapi mungkin ini yang diperlukan bila mereka menjadi sales officer atau eksekutif pemasaran di masa hadapan. Pada perayaan ini juga, sanak saudara akan bertemu. Bila rumah tu dah penuh, meriah pula rasanya, nama pun budak-budak, dengan siapa-siapa pun berkawan, bukannya macam orang dewasa, dah ada terlalu banyak benda untuk difikirkan. Aku ada banyak juga kenangan di waktu raya, tapi benda yang paling aku rindu ialah menonton sarkis kat tv di pagi raya. Zaman sekarang mana ada lagi dah semua tu. Kalau buka jerr mesti ada rancangan artis-artis tengah nyanyi lagu-lagu raya, drama swasta dan filem-filem tempatan yang baru keluar wayang bulan lepas. Bagi kaum ibu, mereka akan tidak putus-putus memasak, nak bagi anak-anak mereka sihat gamaknya. Budak-budak bujang akan melepak ngan kawan-kawan mereka yang dah lama tak jumpa. Banyak perkara untuk disembangkan sebab dah terlalu lama tidak berjumpa. Aku rasa itu kot apa aku akan buat di hari raya ini. Cuba cari balik kawan-kawan. Saja nak sembang dengan semua balik.
Aku tak faham sangat konsep minta maaf di waktu hari raya ini. Aku dah ada banyak dosa sangat kat dunia ini dan aku tak fikir semua dosa aku tu akan diampun di hari ini. Bagaimanapun, kalau semua orang nak buat, aku pun join sekali. Memeriahkan lagi suasana di bulan mulia ini. Aku juga teringin nak bagi nak duit kat ahli keluarga aku. Saja nak bagi mereka merasa hasil penat lelah aku kerja kat tempat orang selama ini. Hidup berjauhan dari kampung halaman adalah sesuatu yang sukar untuk aku nak katakan. Semuanya perlu dilakukan sendiri. Aku mengakui yang aku bukan jenis yang rapat dengan siapa-siapa pun. Tapi aku juga mengakui yang aku tak boleh hidup seorang diri di dunia ini. Jadi bagi sesiapa yang mengenali aku terutamanya ahli keluarga dan kawan-kawan aku dari waktu di wad bersalin hospital lumut, rumah di taman serdang, tadika islam masjid sitiawan, tadika kemas masjid sitiawan, padang permainan taman serdang, Surau Taman Serdang, Sekolah Kebangsaan Seri Manjung, Sekolah Menengah Anderson Ipoh, Sekolah Menengah Kebangsaan Methodist Anglo Chinese School (ACS) Sitiawan, Universiti Teknologi Mara, Taufikhari Advertising, Jasos Advertising, Restoran A&W Sunway, COBRA dan terbaru sekali Utusan Melayu (M) Berhad....... Aku ingin mengucapkan Selamat Hari Raya Aidilfitri dan Maaf Zahir Batin.
Wassalamualaikum
Tuesday, September 05, 2006
bunga api

Sepanjang aku hidup dalam muka bumi ini, aku tak pernah lagi melihat bunga api (yang besar punya, bukan yang stok main masa raya tu) meletup betul-betul di atas kepala aku. Jadi bila benda ini berlaku semasa aku 'cover' sambutan merdeka di danga bay 31 ogos lalu, aku begitu terpegun dan terasa takjub. Seolah-olah aku ini seorang budak yang seronok mendapat mainan. Agaknya, begitulah yang aku dapat gambarkan.
Yang kelakarnya, aku dan bob (photographer) tiba di tempat itu memang betul-betul tepat pada masanya. Kitaorang sampai lagi dua minit sebelum diaorang laung 'merdeka'. Yelarrr, masa tu 'jam'nya amat dasyhat. Dengan kereta, motosikal serta budak2 basikal(mak bapak diaorang tahu ke anak diaorang keluar ni) yang berpusu-pusu, perjalanan yang sepatutnya berminit, dah jadi berjam. Nak dijadikan cerita, aku dengan bob yang naik kereta aku rasa bosan dengan semua stesyen radio masa tu. Jadi bila kitaorang terbuka sebuah stesyen radio tamil, kitaorang pun layan jelarrr. Terasa macam integrasi nasional pulak.
Tempat parking bukannya mudah nak dapat. Hendak tak hendak, akhirnya kitaorang parking dekat satu tempat yang agak jauh juga dari tapak sambutan. Jauhnya macam mana ya nak cerita, rasanya tak keterlaluan kalau aku cakap dekat tiga batang rokok boleh habis. Bila dah sampai tu, aku dengan bob pun pakat berlari lar. Masa dah tak banyak tinggal. Dalam gelap tanpa sebarang lampu, kitaorang meredah semua lecah dan lumpur yang ada (tapak parking tu masih belum ditar lagi). Sambil berlari tu, kitaorang menangkap semua bunyi yang ada macam ''ya, lagi lima minit lagi kita akan sambut...'' serta ''perdana menteri telah pun bersiap sedia untuk...''. Bila dah dengar macam tu, tidak ker kelam kabut jadinya.
Namun begitu, aku dengan bob berlari sambil gelak. Kebimbangan aku cuma satu, andai kata kitaorang lambat, bob takkan dapat gambarnya. Mana boleh biar benda tu berlaku. Selain berita, suratkhabar dijual kerana gambarnya. Setelah habis berlumpur kasut dan seluar, aku dan bob akhirnya sampai di tapak sambutan dalam keadaan tercungap-cungap. Memang kelakar rasanya, kali terakhir aku buat benda 'last minute' macam ini waktu aku student dulu.
Bob, bila dah sampai, terus buat kerja menangkap gambar orang-orang JB melaungkan 'Merdeka' berkali-kali. Malam tu, nak kata tak banyak orang tak boleh gak, banyak orangnya. Aku biarkan sahaja Bob membuat kerjanya sambil aku memikirkan pula apa yang patut aku buat. (Aku patut berterus-terang dalam hal ini, aku tak fikir apa pun, aku lepak jer) Mata aku meliar tengok gelagat orang ramai, nyanyian lagu-lagu patriotik serta letupan bunga api di bahagian Stulang (sebab jauh, tak nampak apa sangat).
Tengah aku layan benda-benda yang boleh dimasukkan dalam konteks sosiologi tu, aku dikejutkan dengan dentuman dan cahaya bunga api yang dilancarkan di Danga Bay. Oleh kerana kedudukan Danga Bay yang berhampiran dengan laut, bunga api itu dilancarkan rendah dengan letupan itu berlaku di atas permukaan laut. Bagi orang-orang yang berada di Danga Bay ketika (termasuk aku), kitaorang bagai terpegun dengan cahayanya yang begitu terang. Satu demi satu keluar dan kami semua menyaksikan pelbagai corak berbeza. Ada yang keluar satu meletup besar. Ada juga keluar yang kecik banyak-banyak sekali. Warna-warna yang keluar pun pelbagai. Oleh kerana kedudukan letupan itu dekat, fikir aku kurang dari 500 meter, cahaya-cahaya yang keluar dari bunga api itu bagai melimpah atas kepala. Memang seronok. Aku betul-betul seronok.
Dalam tengah sibuk menonton pertunjukan bunga api itu, Bob ternampak satu shot yang amat menarik, seorang bapa bersama enam orang anak kecilnya sedang berada di atas sebuah tong besar sambil mengibarkan bendera 'jalur gemilang'. Kitaorang pun pegi ke pakcik tu dan minta dia posing. Aku bagai melihat tugu negara pulak dengan aksi pakcik itu (cuma aku tak nampak perajurit berguguran larrr, yang kibar bendera tu ada) Mereka memang sporting. Daripada temuramah ringkas yang aku jalankan, pakcik tu memang tiap-tiap tahun bawa anaknya sambut merdeka. Dia beritahu, masa dulu, bapa dia akan selalu bawa di sambut, sekarang giliran dia bawak anak-anak dia. Bangga betul aku dengan masyarakat Malaysia kita ini (ikhlas, aku ini patriotik juga) Bob menangkap pelbagai gambar yang menarik dan aku boleh katakan, gambar tu adalah antara hasil kerjanya yang terbaik kerana keluarga pakcik itu membelakangkan letupan bunga api yang bergemerlapan.
Setelah selesai pertunjukan api, Bob pun menumpukan kerjanya kepada tugas yang sepatutnya aku lakukan, interview orang ramai dan tanya mereka pasal merdeka. Macam-macam jawapan aku dapat tapi bunyinya sama sahaja. Janji aku dah buat kerja aku. Seterusnya, aku dan Bob bercadang untuk lepak lebih lama di Danga Bay untuk mengintai sama ada berlaku atau tidak maksiat di kalangan remaja di hari yang mulia ini. Malangnya, rancangan itu terpaksa dibatalkan kerana KL sudah panggil suruh hantar gambar.
Sebagaimana kitaorang berkejar untuk tiba di tapak sambutan, sebegitulah samanya kita orang hendak balik ke kereta. Bezanya kali ini kitaorang tak berlari, kitaorang 'berlumba jalan kaki (ala.. macam dalam sukan olimpik dan sukan sea tu) Berdekah-dekah aku dan bob ketawa sepanjang perjalanan itu. Bila dah sampai ke kereta, aku terus pecut balik ofis setelah berjaya mengelak dari satu jam yang begitu teruk menuju ke arah Tampoi. Bob menjadi serius setibanya di ofis, almaklum KL telefon berkali-kali, kalau aku pun tension juga jadinya. Aku lepak jer sebab aku akan buat 'story' keesokan harinya.
Aku tengok diri aku. Seluar dan kasut aku habis berlumpur. Aku tersenyum. Dibandingkan kotoran dengan keseronokan yang aku alami, aku akan tetap memilih untuk melakukan perkara yang sama. Bunga api, majlis patriotik, keluarga yang suka outing serta gelagat anak muda, kesemuanya membuka mata aku untuk melihat apa yang dikatakan sebagai sambutan bagi kemerdekaan negara. Kita sememangnya perlu menyambutnya bagi mengingatkan kita kepada perkara-perkara yang kita mungkin terlupa. Dalam cerita aku, sambutan kemerdekaan ini membuka aku kepada keseronokan pada waktu kecil. Perasaan bahagia yang aku hampir-hampir lupa rasanya.
Sunday, March 19, 2006
Birokrasi Kita
Dunia kini begitu malap. Jaguhan-jaguhan dahulu sudah letih lagi lesu. Suatu masa ketika, mereka mungkin dapat menggagahkan segala keringat. Dengan datangnya suatu kebangkitan, mereka membawa semua semangat untuk membinanya. Cuma apa yang para jaguhan ini tidak nampak ialah yang sebenarnya segerombolan insan munafik turut sama menyertainya.
Dengan waktu yang perlahan laju berjalan, tarik-menarik mula berlaku sehingga kesemua yang tinggal ialah mereka yang berpura-pura. Siapa yang tinggal kiranya jika para jagoan sudah dimamah usia? Akhirnya kesemua sekali termasuk kita yang darah masih menyala ini tenggelam dalam kemunafikan diri.
Kini yang tinggal hanya sisa. Semua cuba mencari. Merobek-robek celahan yang kelihatan. Rata-ratanya membuka kompas dan hanya dapat melihat arah barat. Dan kesitu kesemua anak muda kita pergi. Sayang benar, apa yang milik para jaguhan, apa yang patutnya terbina, sudah tiada.
Kita tidak lagi memiliki tiang yang dapat menegakkan semua yang pernah digapai. Dunia kelesuan. Tiada lagi nafas untuknya kerana sesak dengan hiprokasi dan birokrasi. Tiada lagi kejujuran untuk diberitahu kepada masyarakat. Yang tinggal ialah persembahan kosong dengan khalayak yang berpura-pura arif mengenainya. Bodoh semuanya.
Pentas hanya dipenuhi dengan mereka yang dahagakan kuasa dan wang ringgit. Tiada siapa lagi yang mahu berbakti melainkan ia kepada diri sendiri. Akhirnya, aku dan mereka yang sama denganku semua terkapai-kapai. Bagaimana mahu menceritakan semua ini bukan persoalannya. Aku hanya ingin tahu bagaimana hendak memulakannya kembali. Semuanya bukan untuk aku, tapi untuk mereka selepasku.
Tuesday, March 14, 2006
balik sendiri
Aku penat sebenarnya. Kerap benar tugas aku mendengar. Memerhatikan apa yang berlaku pada manusia di sekeliling tanpa menyedari masa aku pun tengah berjalan. Memang ia menyeronokkan sekali-sekala dan juga menyakitkan hati sekali-sekala. Sebahagian daripada lumrah yang aku malas nak cakap tapi kita semua tahu. Entah bila hendak semua ini hendak berhenti. (Ya, aku sedar aku macam tengah minta mati)
Bila tengok pada suatu masalah. Susah macam mana pun perkara itu pasti ada penyelesaiannya. Itu apa yang aku cuba beritahu diriku setiap hari. Iaitu setiap kali aku bangun pagi dan terus menyalakan sebatang rokok di bibirku. Jelas benar, kusut itu dah berakar dalam tubuh dan penyelesaian yang aku maksudkan itu tak lebih daripada satu bayangan timbul daripada harapan. Gurun dengan bayangan airnya.
Aku cuba melihat dalam diri orang lain. Dengan membandingkan apa yang baik dan buruk antara mereka dengan aku, pantas sahaja aku buat kesimpulan. Tapi kemudian, bukan apa yang kita lihat itu adalah nyata. Aku berundur balik. Bagaimana keputusannya? Menyala lagi sebatang rokok.
Kelakar juga rasanya di umur 25 tahun ini. Ibubapa aku kini sudah menjadi warga emas. Masa inilah aku perlu menggalas tugas menjaga mereka. Dalam keadaan yang tidak berniat, aku mengamati mereka berdua. Banyak betul rupanya sifat mereka yang turun pada aku. Hendak kata semuanya baik, tidak juga. Ada juga kelemahan mereka mengalir dalam darah aku. Dan dalam semua itu, ada juga yang tidak turun. Tertawa kecil aku. Rupanya dari sini, datangnya sifat aku yang sentiasa cuba bersangka baik. Dan juga sikap bertangguh dan panik bila ada besar berlaku. Di situ juga asalnya. Genetik mungkin sama tapi cap jarinya berbeza.
Aku hendak pulang sebentar lagi. Terima kasih kepada Iwan Fals, Damon Albarn dan Dave Matthew yang menemani taipan ini. Ko mungkin tak kenal aku. Atau pun ko mungkin tak kenal berpuluh ribu manusia yang mendengar lagu korang. Tapi rasanya, mereka semua pun sama macam aku. Berterima kasih kepada Engkorang berdua.
Rasanya dah cukup lama aku bercakap dengan diri sendiri ini. Masa untuk berbalik ke dunia nyata. Dunia yang kalau silap haribulan, aku boleh tersadung kaki ke tanah semasa berjalan. Dunia yang belum tahu untung ruginya melainkan kita tahu meniliknya. Aku tidak tipu, aku boleh meniliknya. Seperti sekarang ini, aku menilik aku akan pulang sebentar lagi. hihihihiihihi
Monday, January 30, 2006
di balik tembok
Friday, December 16, 2005
paut
Monday, October 24, 2005
kedai buku
Cerita aku bukan mudah. Aku tak tahu apa pun tentang berniaga. Pengalaman berniaga yang aku ada ialah menjual pen dan cokelat kepada budak mengaji quran masa aku di darjah tiga. Selain itu menjual maggi di kolej yang akhirnya keuntungan itu dihabiskan untuk jamming. Tapi belum pernah lagi aku menguruskan pusingan keuntungan dan bagaimana menanggung kerugian.
Bila bercakap mengenai industri buku. Apa sangat yang aku tahu pada mulanya. Selain masyarakat malaysia malas membaca. Parah juga aku dibuatnya. Tambah lagi di zaman internet ini apa lagi mereka mahu cari. Tapi dalam semua itu aku ada apa yang mereka tidak ada. Aku ada peluang membuka mata mereka agar tidak menoleh ke tempat lain. Buku Bahasa Melayu.
Bila aku bercakap mengenai ini, aku bukan maksud buku dari malaysia sahaja namun buku dari indonesia sebenarnya. Keunikkan kedai buku aku ialah menyelamatkan bahasa dari kepupusan. Satu-satu caranya ialah menimbulkan nilai eksotik pada bahasa. Mengaitkan masa lampau pada masa kini. Memberitahu mereka semua, bahasa adalah apa yang kita ada.
Dunia berputar. Persaingan yang terlalu kuat siapa mampu tahan. Syarikat kedai buku luar negara datang ke sini menjual ilmu mereka. Mereka membuka gedung yang terlalu besar yang tiada tandingan. Mereka menawarkan pelbagai pilihan. Kenyataan perlu dihadapi, ilmu yang ingin dibekalkan ada di tangan mereka. Bagi kedai buku konvensional pula banyak juga diceburi oleh kaum india dan kaum cina. Mereka bukan pemain besar namun mereka boleh hidup berdasarkan buku rujukan sekolah yang dijual mereka. Kalau hendak cari kedai buku orang melayu, sudah tentu buku cinta dan buku agama menjadi pilihan mereka.
Di waktu itu juga aku mencelah. Aku ada apa yang mereka tidak ada, iaitu kekayaan bahasa bangsa. Pada masa itu, aku pernah mengharapkan Dewan Bahasa & Pustaka (DBP) menggalas tanggungjawab itu. Tapi mereka tidak. Mereka terlalu 'kerajaan', dengan kata lainnya, pemalas untuk tugas itu. Dari situ aku telah muncul memberikan nafas baru kepada nasionalisma.
Ide sudah ada. Tapi bagaimana ia semua terjadi. Sudah tentu ia tidak dapat wujud tanpa jaringan yang aku peroleh sewaktu menjadi wartawan di Utusan Malaysia. Dengan latar belakang itu, aku menghampiri segenap kedai buku dan membongkar cerita mereka. Aku kaji dari internet tentang kewujudan gedung buku antarabangsa. Dengan mendekati para penerbit, aku juga dapat mencipta persahabatan. Aku juga selosori kembali apa itu perniagaan bermula dari bagaimana aku dapat membuat keuntungan. Setelah aku mengutip semuanya. Di kedai buku aku sergamkan semuanya.
Tapi apa yang aku paling girang sekali dalam pengembaraan itu ialah apabila aku bersama teman wanitaku menjelajah ke indonesia untuk mencari kembali buku-buku yang kian hilang. Keseronokan itu terjawab dengan kedua akar sama yang telah berpecah, kembali berpadu semula. Seolah-olah aku menjelajah ke dunia baru. Tapi kalau hendak diikutkan itu semua adalah warisan nenek moyang aku jua.
Aku mengajak masyarakat semua untuk membuka mata bersama-samaku. Dalam bahasa kita menjumpai diri kita. Nilai tutur dan ilmu semua itu bercantum menganjak ke satu tahap yang di luar jangkaan mana-mana bangsa. Aku tidak putus asa. Mengajak semua orang membuka mata. Untuk menyedarkan mereka apa yang kita ada pada.
Sejak dari itu kedai aku menjadi tumpuan. Mereka yang muda dan dahagakan erti kehidupan sering menjadikan kedai aku sebagai sumber rujukan. Aku membantu menyalur apa yang mereka dahagakan. Mereka yang tua turut juga datang singgah, teringin menjenguk kembali warisan yang tidak putus mengalir dalam darah keturunan. Adik-adik melihat abang dan kakak bersemangat. Mereka juga turut bersemangat. Apa yang semua orang sangkakan sudah mati, sebenarnya bangkit hidup kembali. Bahasa menjadi lambang bangsa.
Namun dalam semua itu, aku bukannya tertutup. Aku rasional. Aku membuka peluang kepada mereka yang inginkan pembaharuan. Aku melayan dengan baik siapa yang dahagakan ruang untuk meluahkan suara. Mereka-mereka yang ingin didengar perlu mempunyai tempat untuk berhimpun. Di situ aku muncul mengalu-alukan mereka.
Daripada suatu harapan, lahirnya satu kenyataan. Tanpa jalan yang dibuka oleh Allah S.W.T. tak mungkin aku berada sini. Tanpa dorongan dari kekasih yang kucintai, tak mungkin aku dapat merempuh semua halangan mendatang. Pada ibubapaku dan keluarga aku yang tidak pernah berhenti memberi sokongan. Syukur kepada Allah S.W.T atas semua kebesaran yang dilimpahkan. Aku pada mulanya tidak punya apa-apa. Bukannya kaya. Bukannya bijaksana. Hanya seorang yang berusaha tanpa putus asa.
Tuesday, August 30, 2005
puisi....oh puisi
Saturday, July 30, 2005
tidak perlu rasa susah
Berdiri jangan mengeluh.
Berkali kita gagal,
Ulangi lagi dan cari akal"
---------------------------------
"Fear less, hope more;
Whine less, breathe more;
Talk less, say more;
Hate less, love more;
And all good things are yours."
(Swedish Proverb)
---------------------------------
"Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu? dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, yang memberatkan punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu [1586], Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap" (Surah Alam Nasyrah)
-dipetik daripada www.geocities.com/munawir501
Wednesday, July 27, 2005
the world is flat?
Saturday, July 09, 2005
Puisi panjang penulis dan pemberita
hidup si gadis menanti bahagia
rutin si lelaki tak tentu hala
Dua-dua dewasa dalam usia berbeza
kepingin bahagia menjalankan hari mendatang
harapan mereka simpan
untuk esok yang lebih baik
memihak mereka akhirnya
Si penulis sering menjeling manja
namun si pemberita bagai tidak sedar
bukan dia sengaja buat-buat tidak sedar
dia memang tidak sedar
lantas si penulis merajuk membawa hati
katanya, dia tidak percaya lagi
jelasnya, si pemberita itu bukan kasih yang dulu lagi
tambahnya, dia tidak mahu ketemu si pemberita itu lagi
....terdiam pemberita
bertanya pada dirinya
apakah salah dirinya
tapi dia tidak patut bertanyakan itu pada dirinya
dulu dia sebenarnya pernah buat salah
'namun aku bukan dulu" "aku berubah" kata hatinya
(maksud aku, jerit hatinya)
buntu buntu buntu
marah marah marah
buntu marah buntu marah buntu marah
putaran demi putaran demi putaran mereka berpinar
dan akhirnya............................................putaran itu berhenti, akhirnya
Tika itu, mata saling bertemu mata,
hati yang terkunci mula terbuka
meluahkan kata-kata
susunan cinta bertingkat sayang
kata-kata haruman persis menyamankan
terlihat saat itu,
Cinta itu ketemu
rapat dalam mereka menjadi satu
Mereka saling sayang menyayang rupanya
Si penulis faham si pemberita
Si pemberita faham si penulis
kini harapannya,
hidup mengizinkan
mereka terus bahagia!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
Puisi panjang penulis dan pemberita
hidup si gadis menanti bahagia
rutin si lelaki tak tentu hala
Dua-dua dewasa dalam usia berbeza
kepingin bahagia menjalankan hari mendatang
harapan mereka simpan
untuk esok yang lebih baik
memihak mereka akhirnya
Si penulis sering menjeling manja
namun si pemberita bagai tidak sedar
bukan dia sengaja buat-buat tidak sedar
dia memang tidak sedar
lantas si penulis merajuk membawa hati
katanya, dia tidak percaya lagi
jelasnya, si pemberita itu bukan kasih yang dulu lagi
tambahnya, dia tidak mahu ketemu si pemberita itu lagi
....terdiam pemberita
bertanya pada dirinya
apakah salah dirinya
tapi dia tidak patut bertanyakan itu pada dirinya
dulu dia sebenarnya pernah buat salah
'namun aku bukan dulu" "aku berubah" kata hatinya
(maksud aku, jerit hatinya)
buntu buntu buntu
marah marah marah
buntu marah buntu marah buntu marah
putaran demi putaran demi putaran mereka berpinar
dan akhirnya............................................putaran itu berhenti, akhirnya
Tika itu, mata saling bertemu mata,
hati yang terkunci mula terbuka
meluahkan kata-kata
susunan cinta bertingkat sayang
kata-kata haruman persis menyamankan
terlihat saat itu,
Cinta itu ketemu
rapat dalam mereka menjadi satu
Mereka saling sayang menyayang rupanya
Si penulis faham si pemberita
Si pemberita faham si penulis
kini harapannya,
hidup mengizinkan
mereka terus bahagia!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!11
Friday, July 08, 2005
Thursday, June 30, 2005
Mengenalinya
Di awal perkenalanku, apa yang aku rasa ialah dia merupakan anak gadis paling comel di bumi ini. Telatahnya yang petah berkata-kata, senyumannya yang tak lekang di bibir, membuatkan sesiapa melihatnya berada dalam satu kegembiraan yang nyata. Kadang-kadang aku pun terpengaruh dengannya yang suka memberi makanan kepada para kucing. Dan sedekahnya sentiasa untuk si miskin. Dan Air matanya mengalir kepada mereka yang menderita.
Tapi apa yang buat aku betul-betul tertarik padanya ialah kepandaian dalam dirinya yang lahir dari kejujuran. Kata-katanya sering membuat aku terpukau sehingga aku seringkali terpaksa mendiamkan diri. Betapa bodohnya diriku pada waktu itu. Dalam kelas, kami sering bersaing. Sebenarnya aku yang bersaing, dia tidak, cuma dia sentiasa akan tercabar dengan sikap berlumba-lumba pada orang lain yang mendabik dada. Tapi aku ingin katakan di sini, aku bukan begitu sebenarnya.
Dari waktu itu. Kemungkinan ia perbezaan pandangan yang pertama antara aku dengan dia. Aku ini memang suka berseloroh. Kalau orang benar-benar mengenali aku, mereka memang tahu aku sentiasa berseloroh. Rupa-rupa sikap aku terhadapnya pada waktu itu dilihatnya berbeza. Dia menyangka aku mencabarnya untuk membuktikan kesombonganku. Sesungguhnya, tak pernah sesekali terlintas dalam diriku niat itu.
Walaupun begitu, dari situ, aku dengan dia pun bermula. Asal seorang kawan akhirnya menjadi rapat seperti kekasih. Pada waktu kebanyakan, aku mungkin akan berbual dengan dia tentang kerja-kerja di universiti. tapi lebih dari itu, kami mula berbual tentang hidup masing-masing. Secara tak langsung, aku mengenali apa yang disebaliknya, dan dia mengetahui apa yang tersirat dalam diriku. Kami akan menghabiskan petang-petang indah di taman permainan untuk menghisap rokok dan berbual. Waktu itu aku dengan dia berada dalam ketenangan yang tak pernah ku rasa. Aku bagai boleh menceritakan apa sahaja. Dan dia kemungkinan akan mendengarnya atau kadang-kadang menggelakkan selorohku. Dengan diriku yang kelam kabut dan tak terurus, sudah menjadi biasa aku menjadi bahan ketawa orang ramai. Sumpahan untuk aku rasanya.
Dalam pada itu, aku mula dapat melihat tompok-tompok hitam dalam perjalanan hidupnya. Banyak kisah-kisahnya adalah apa yang aku tak pernah sangka. Seolah-olah ia tidak patut berada dalam realiti kerana kepahitan dialaminya itu adalah lebih daripada seseorang dapat terima. Perlahan-lahan, tumpuan aku kini betul-betul tertumpah padanya. Sebagai seorang sahabat fungsi aku tidak berkesan, Aku perlu mencintainya sebab dengan itu aku dapat menyelami semua kesedihan dan membawa dia keluar untul bergembira. Aku tak terfikir langsung tentang diriku masa itu. Yang penting, aku bersama dengan dia.
Sejak dari itu, kami sering keluar berjalan bersama-sama. mengintai kompleks-kompleks membeli-belah, meneroka ceruk kota dan kampung serta menghabis waktu di kedai minum untuk bersembang sambil menghembuskan nafas rokok.
Sayangnya, dia berjumpa aku pada saat kejatuhan aku. Dalam hidup aku, waktu itu cukup mengerikan dan tak pernah aku berasa keadaan yang membuatkan aku terpaku sehingga tidak dapat melakukan apa-apa. Ada waktunya melarikan diri. Itu tidak membantu. Ada waktunya, aku teraba-raba mencari arah. Itu juga tidak menampakkan hasil. Dalam waktu itu, dia menyaksikan aku menjadi manusia yang hilang arah. Saat aku tanpa kematangan. Hidup dalam kehinaan. Aku bekerja dan diberhentikan. Aku bekerja dan menyaksikan semangatku hilang sehingga akhirnya aku berhenti. Aku berkerja benda-benda sementara yang menyaksikan aku terpaksa menjual kepada orang di jalanan atau mencuci lantai. Siapa aku masa itu? Manusia yang tiada hala tujunya. Tapi siapa sangka, rahmat tuhan tidak terputus untukku. Alhamdulillah ku ucapkan.
Semasa dalam waktu itu, dia berada di sisiku. Dia menyaksikan segalanya. Bayangkan keadaan sedih dirinya, untuk tidak mengetahui apa untuk dipercayai. Tapi banyaknya salah aku juga waktu. Dia melihat aku sebagai lelaki yang jujur dalam kehidupan aku sebelum ini. Sebab itu dia jatuh cinta pada aku. Sebaliknya, aku begitu mahukan dia, sehinggakan aku terlalukan mengikut rentak serta caranya. Akhirnya masing-masing tersesat. Dan kami selalu terpaksa bergaduh atas perkara-perkara kecil yang tiba-tiba menjadi besar.
Terlalu banyak perpisahan dan pertemuan semula antara aku dengan dia. Semua ini atas sebab ketidak matanganku mengendalikan dirinya. Dan ruang-ruang kosong itu mengisi ketakutan dalam dirinya. Dia tidak melihat seperti dulu lagi. Sebalik dia kini cukup takut dengan aku. Dia kata aku berubah-ubah dan tidak ada pegangan. Bukan begitu sayang. Maafkan aku kerana terpaksa melihat aku menjadi dewasa dengan keadaan yang teruk sekali. Kerana aku, dia terpaksa berkongsi ketakutan aku masa tu. Betapa mahalnya harga yang terpaksa dibayar untuk cinta. Tapi hadirnya aku kini untuk mengubah semuanya. Sampai bila untuk jadi budak patutnya. Kini aku tahu apa yang aku perlu lakukan. Dan aku benar-benar berharap dia memegang erat tanganku kembali untuk perjalanan hidup ini.
Dan benar kata-katanya. Hidup ini bagaikan satu pusingan. Jika sebelum ini. Malang jatuh menimpa diriku. Cubaan dan cabaran pada waktu ini pula mula menimpanya. Selepas satu demi satu kejadian berlaku. Semuanya mengugat perhubungan aku dengan dia. Kini dia terpaksa mengalami pelbagai kesusahan, yang aku sebenarnya amat sangat cuba membantu. Meskipun dia sering menolak aku ketepi kerana katanya tiada lagi kejujuran dalam diriku. Aku tidak mengiyakan semua itu, sebab niat yang benar-benar jauh di dalam hati ini, ialah aku benar-benar menyayanginya. Dan aku sesekali tidak akan mencuranginya. Biarlah banyak wanita yang berlalu di hadapanku, hatiku tetap menjadi miliknya dan hanya senyumannya yang dapat menerangi hidupku.
Malangnya, seperti insan lain yang lemah, kerap kali kami tewas dalam pertelingkahan yang akhirnya menghancurkan diri masing-masing. Aku sebenarnya cuba bersabar. Aku kuatkan hati aku. Aku katakan tidak pada semuanya. Tapi kemarahan dan ketakutan perlahan-lahan menguasai aku. Dan akhirnya aku meletup. Aku menyesal sebenarnya. Aku kesal. Tapi apa yang aku lagi sedih ia apabila dia sering tidak mempercayai aku. Dia kerap melihat aku sebagai satu kejahatan. Namun bukan itu aku sebenarnya. Aku tidak menggatal atau seperti katanya mengintai dari jauh. Aku sudah punya dia dan kataku, ia sudah cukup.
Tapi seperti yang kukatakan tadi, kebijakannya dengan kata-kata sering kali membakar api dalam diriku yang akhirnya aku sendiri tak dapat dikawal. Dia menyerang aku dan terus menyerang seolah semua yang ditakutkan itu benar. Tapi semuanya tidak wahai sayangku. Tidak sesekali aku ingin melukakanmu. Hatiku terlalu lembut. Dan kalau ia terisi, sebenarnya ia terisi sayangku padanya. Kalaulah dia dapat melihat semua itu. Kalaulah dia tidak mengatakan segala yang bukan padaku. Pada waktu ini, kami berdua dalam ketegangan. Aku seperti biasa akan bertahan untuknya. Aku bukan tempat untuk dia melemparkan benci. Sepatutnya, aku menjadi tempat untuk dia melahirkan sayang. Kerana itu yang apa aku mahu sebenarnya. untuk aku dengan dia saling sayang-menyayangi dan faham memahami. Semoga sembuh cintamu padaku wahai sayangku. Aku sentiasa di sisi jujur menemani. Kerana kalau bukan awak, saya tidak mahukan mana-mana wanita pun dalam dunia ini. Aku adalah untukmu!!!
Tuesday, June 28, 2005
di sebalik berita
Manusia berbeza. Ada yang sombong. Ada yang pelik. Ada yang malas. Ada yang rajin. Kenyataan menyedihkan lagi tatkala kita semua hidup di muka bumi yang sama. Dan lebih teruk lagi, kita cari rezeki di tempat yang sama. Tidak boleh terlalu keras. Tapi tidak boleh terlalu lembut. Aku kadang-kadang jumpa juga manusia yang tahu mencintai dirinya sendiri sahaja. Aku pikir, mereka ini manusia yang menyusahkan.
"Itu yang buat aku kadang-kadang terpikir untuk jadi operator pengeluaran jer. Habis cerita. Hari-hari mengadap mesin. Sembang dengan mesin. Aku buat kerja aku. Produktiviti tetap tinggi meskipun gaji rendah. Alamak! takkan nak gaji rendah. Sekurang-kurangnya biarlah hidup ni selesa dan berkemampuan. Kalau aku berada di situ aku sebenarnya berangan-angan untuk mencari dunia sempurna," kata pikiran yang merapu tengah tekanan.
Untuk panjat ke atas, hendak tak nak, mesti juga jumpa manusia-manusia yang menyusahkan kita. Tekanan tu! Dia orang cakap macam-macam. Dia orang buat perkara macam-macam. Tapi semua perlu dilalui. Hidup inikan putaran siang dengan malam. Berapa lama mereka boleh selesa sebenarnya. Walau macam mana pun, dia orang perlukan aku juga. Jadi aku pun buat kerja aku. Sebab apa? Sebab aku dibayar gaji untuk buat kerja aku. Dia orang pikir yang bukan-bukan, biarkan jelarrr. Janji aku buat kerja aku. Dan aku tak nak kerja di sini selama-lamanya. Nak tahu sebab apa? Aku lebih daripada kerja aku! Aku ada maksud aku sendiri!!!!!!!!!
-habis
Saturday, June 18, 2005
Mengingatkan semula
Banyak jugak berlaku....
Tapi tak tahu bagaimana untuk bercerita
hidup
mesti ada pasang surut
masalahnya aku.
kalau masa naik, aku terhanyut menerju laut dalam
kalau masa turun, aku terdampar telanjang atas pantai
Pelik bukan
Hairan bila dipikirkan
Sampai bila begini???
Bila buka dompet
kadang-kadang boleh nampak serangga melayang-layang
Melihatkan kamar
Aku tak pasti sama ada itu tempat tidur
atau Aceh yang baru dilanda tsunami
Masa berjalan laju
Aku macam tidak sedar
Alih-alih aku sudah 24 tahun...
ARGHHHH!!!!!!!!!
tahun depan jadi 25 tahun...
ARGHHHH!!!!!!!!
Harta apa pun takder
Keringat diperah tapi hasilnya tak nampak
Orang-orang yang tersayang
(Alamak kena talipon mak larrr)
Banyak betul benda yang dikenang
Aku mahu mereka tahu bahawa aku sayang mereka.
Kena berhenti dilihat sebagai robot
padahal jauh dalam lubuk hari ini berpusar satu aura bernama perasan
Besok nak bangun awal
Aku nak bawa dia keluar
Aku nak buat dia gembira
Aku nak dia rasa selamat
Aku cinta dia
Cita-cita InsyaAllah akan tercapai
Dia sebahagian daripada cita-cita aku bukan
(ada banyak senarai sebenarnya... nak beli rumah, buka kedai buku, menang Peraduan Menulis skrip, bikin filem, jadi berakhlak serta beriman, dan senarainya berterusan......)
Hampeh betul
Bila aku tengok semua balik
Namun
Benda berlaku bersebab bukan...
Aturkan balik
Uruskan semula
Jalankan semua
Perjalanan belum terhenti
selagi itu terus berusaha
Dalam satu konsistensi
Yup... Konsistensi
Monday, June 13, 2005
lukisan kemanusiaan
Keadaan cuma menjadi kacau apabila ada manusia-manusia yang melampui batas. Mereka yang dirasuk kekuasaan menjadi alpa sehingga tidak mengendahkan lagi keburukan yang mereka bawa kepada orang lain dan akhirnya, kepada diri sendiri jua. Itulah yang terjadi kepada tentera Salib apabila mereka bertindak membunuh adik Salahuddin Al-Ayubi. Mereka ingat mereka berkuasa, tapi akhirnya ia memakan diri sendiri sehingga terjatuhnya Baitulmaqdis kepada Umat Islam. Akhirnya, permasalahan yang timbul bukan semata-mata disebabkan faktor agama, tetapi ia terjadi lantaran kebiadaban manusia yang memegang agama tersebut.
Sebenarnya, asalkan kita jujur dan ikhlas, tak mustahil untuk kita melihat jalan kebenaran yang sentiasa wujud. Kita perlu yakin yang apa kita lakukan adalah untuk kebaikan semua dan bukan mengikut nafsu amarah semata-mata.
Berdasarkan pemerhatian saya yang melihat di atas dasar sahaja, pelukisan Kindom of Heaven antara kuasa Kristian dan Islam, adalah tidak ubah seperti keadaan dimana suatu masa dahulu dunia terbahagi kepada fahaman demokrasi yang didukung oleh Amerika dan fahaman Komunis yang dijunjung oleh Soviet Union. Dua kuasa besar yang dapat menentukan nasib dunia, mujurlah tidak berlaku peperangan besar yang akhirnya akan memusnahkan kita semua, termasuk umat Islam. Ditakdirkan hari ini, Amerika menjadi raja dan Soviet hilang di mata dunia.
Bagaimana nasib dunia selepas ini, dengan keangkuhan Amerika menjadi-menjadi? Selepas Afghanistan, Iraq, siapa pula akan menjadi mangsa? Mereka tidak akan pernah puas, cuma mereka kini cukup pandai untuk belajar bersabar dengan ketamakan yang tidak pernah berhenti. Mereka cukup pandai berdiplomasi, sehingga niat tersembunyi seolah-olah tidak pernah terpatri. Namun sampai bila ia akan berterusan?
Sehingga ke hari ini, umat Islam masih menunggu pemimpin bijakasan seperti Salahudin yang dapat membaca permainan dunia ini. Seorang pemimpin ikhlas yang seterusnya dapat menyatukan umat yang berpecah belah akibat kepentingan masing-masing. Seorang pemimpin adil yang tahu pada masa bila untuk berdamai dan pada masa bila untuk mengajar mereka yang melampaui batas!
Semoga Allah merahmati dunia yang kita hidup ini. Perjalanan akan tertulis, apa yang akan terjadi, kita masih belum tahu.
-Penulis adalah bekas pelajar Sekolah Kebangsaan Seri Manjung
Tuesday, June 07, 2005
ADA TAHAPNYA UNTUK BERUBAH
Meskipun Anda sedang merasa capek, pada jam-jam itu Anda pun akan bangun tanpa harus dibangunkan. Kalaupun Anda harus dibangunkan, maka tak perlu bersusah payah karena Anda sudah terbiasa.
Apakah yang dimaksud dengan terbiasa? Yang Anda sebut dengan “sudah terbiasa” sebenarnya merupakan hasil dari proses belajar, tergantung pada apakah proses belajar itu tanpa disengaja dan tanpa disadari ataukah proses itu dijalankan secara sengaja oleh orang tua kita dan sekaligus disertai pemahaman. Proses belajar tidak selalu berupa pembiasaan perilaku. Ia bisa berupa perolehan pemahaman sehingga mempengaruhi cara kita merasa. Bila pikiran itu kita hayati betul, cara kita merasa pun akan terpengaruhi.
Secara keseluruhan, apa yang kita lakukan sehari-hari merupakan hasil belajar bertahun-tahun. Bisa jadi, prosesnya semenjak kita masih kecil dan memperoleh penguatan terus-menerus sampai kita dewasa, sehingga berurat akar dalam diri kita. Dalam hal ini, proses belajar akan kita sebut learning. Bila Anda ingin memiliki perilaku yang lebih baik, memiliki kebiasaan baru untuk mengganti kebiasaan Anda sebelumnya, Anda perlu melakukan re-learning ‘belajar kembali’. Sebelum melakukan re-learning, terlebih dahulu kita perlu melakukan proses unlearning, yakni meniadakan hasil-hasil belajar, baik dalam bentuk perilaku maupun pikiran.
Alhasil, Anda tidak bisa serta-merta menyuruh seseorang (istri terhadap suami misalnya) untuk berubah. Anda perlu sadari bahwa kebiasaannya yang tidak Anda sukai merupakan hasil belajar selama bertahun-tahun. Anda perlu sabar dan melakukannya setahap demi setahap. Jika tidak, justru dia bisa semakin menjengkelkan karena kebiasaan yang tidak Anda sukai malah akan semakin menjadi-jadi.
Bila Anda menginginkan suami Anda menghilangkan kebiasaannya merokok, ceritakanlah kepadanya hal-hal menarik yang membuatnya tergugah dan hal-hal buruk yang membuarnya ngeri. Anda tidak perlu melarangnya berhenti merokok sekarang juga sebab itu terasa mustahil bagi dia.
Orang lebih mudah melakukan sesuatu yang baru daripada meninggalkan kebiasaan yang sudah berpuluh tahun ia lakukan. Lebih-lebih jika ia menemukan kenikmatan ketika menjalani kebiasaan itu. Karena itu, meskipun unlearning merupakan proses untuk menghapus kebiasaan atau sikap yang buruk, tetapi lebih baik kita menjadikan sebagai proses belajar yang baru, yakni membiasakan sesuatu yang baru.
Seseorang akan lebih mudah melakukan perubahan apabila dalam dirinya sudah ada kesiapan mental. Ada beberapa hal yang membuat kita lebih cepat memiliki kesiapan mental, antara lain dengan adanya informasi yang positif, terutama yang berkaitan dengan manfaat yang akan Anda peroleh, karena hal ini akan mendorong Anda untuk memiliki kesiapan mental yang lebih baik.
Suami Anda akan merasa lebih siap secara mental bila Anda memberi dukungan kepadanya. Karena itu, yakinkanlah dia bahwa Anda siap membantunya dan tidak kecewa apabila dia belum mampu berubah secara total. Beri dorongan bahwa hal itu sangat baik untuknya. Anda juga bisa bercerita kepada dia tentang diri Anda sendiri maupun orang lain ketika sedang berusaha untuk mengubah diri. Ini karena kita cenderung lebih memiliki kekuatan mental apabila kita merasa ada orang lain yang seperti kita atau sudah ada orang-orang yang sebelumnya melakukan seperti yang kita lakukan. Wallahu a’lam bish-shawab.
©MUNAWIR SADZALI RAZAK, awal 2003, taken from manajemenqolbu.comhttp://www.munawir.cjb.net
Thursday, June 02, 2005
Kolej kerajaan antara punca IPTS bumiputera hilang peranan
KUALA LUMPUR 31 Mei - Langkah kerajaan menubuhkan Kolej Matrikulasi Kementerian Pendidikan dan Kolej Komuniti antara faktor utama institusi pengajian tinggi swasta (IPTS) bumiputera kehilangan peranannya sehingga menyebabkan berlaku masalah kekurangan pelajar yang kritikal.
Malah, dasar pendidikan tinggi negara yang sering berubah turut menjadi punca kepada masalah tersebut sehingga mengakibatkan sejumlah 123 IPTS bumiputera terpaksa `gulung tikar'.
Hampir keseluruhan polisi yang dahulunya memberi kepentingan kepada IPTS bumiputera telah ditarik balik sehingga mengakibatkan institusi berkenaan gagal mendapatkan semula modal keuntungan untuk meneruskan operasi.
Menurut Presiden Persatuan Kebangsaan IPTS Bumiputera Malaysia, Datuk Dr. Ismail Md. Salleh, sebelum tahun 1999, IPTS bumiputera mengalami pertumbuhan yang rancak apabila diberi tanggungjawab untuk menjalankan program matrikulasi bagi universiti awam.
``Namun, ia mula berubah apabila kerajaan menubuhkan Kolej Matrikulasi Kementerian Pendidikan yang menyebabkan program tersebut ditarik balik sehingga IPTS terpaksa menanggung kerugian besar.
``Kerugian itu berlaku kerana program tersebut hanya sempat berjalan selama tiga tahun sedangkan kebanyakan IPTS telah membelanjakan sehingga RM7 juta dalam penyediaan kelengkapan dan prasarana untuk tujuan tersebut,'' katanya kepada Utusan Malaysia hari ini.
Kelmarin Dr. Ismail, mendedahkan sebanyak 123 IPTS bumiputera `gulung tikar', manakala 30 lagi `tenat' disebabkan masalah kekurangan pelajar.
IPTS bumiputera merujuk kepada pemilikan 51 peratus ekuiti adalah milik bumiputera, 50 peratus tenaga pengurusan dan pengajar adalah bumiputera dan lebih 50 peratus pelajarnya juga bumiputera.
Dalam pada itu, Ismail menjelaskan, idea penubuhan Kolej Komuniti adalah hasil rundingan persatuannya dengan Kementerian Pelajaran.
Tujuannya ialah untuk memberi peluang pendidikan tinggi kepada pelajar luar bandar di seluruh negara, katanya.
``Bagaimanapun pelaksanaan kolej tersebut pada tahun 2001 diuruskan sepenuhnya oleh Kementerian Pendidikan dan ini mengakibatkan IPTS bumiputera sendiri terpaksa bersaing dengannya bagi mendapatkan pelajar,'' katanya.
Sehubungan itu beliau merayu diperbanyakkan lagi insentif kepada IPTS bumiputera sebagaimana yang dinikmati oleh sektor-sektor lain, misalnya industri pelancongan.
``Ini kerana IPTS bumiputera melibatkan soal pendidikan dan lebih banyak pelajar bumiputera akan mengikuti pengajian mereka di sana.
``Kami berharap kerajaan akan memandang serius perkara ini supaya IPTS bumiputera tidak akan terus `gulung tikar','' katanya.
Pendapat itu turut disokong oleh Setiausaha Gabungan Persatuan-Persatuan Pendidikan Swasta Malaysia, Nordin Abdul Malek yang menyifatkan perubahan dasar pengajian tinggi negara sebagai punca utama kepada kegagalan IPTS bumiputera.
``Bukan sahaja IPTS bumiputera terpaksa `gulung tikar' tetapi IPTS bukan bumiputera juga terpaksa berbuat demikian.
``IPTS bumiputera kelihatan serius kerana mereka ini mahu bertahan dan menyediakan sistem pendidikan berkualiti tinggi,'' katanya.
Kata Nordin, insentif yang disediakan kepada IPTS bumiputera juga tidak banyak seperti mana sektor-sektor lain termasuk perkilangan yang mendapat dana yang besar.
``Pembiayaan kepada pelajar-pelajar di IPTS bumiputera juga perlu diteruskan bagi memastikan tidak berlakunya kekurangan pelajar,'' tambah beliau.
Wednesday, June 01, 2005
hmmm.... (menguap)
Cuba gak call Wa pagi tadi. Malam semalam dia nampak mandom jerr. Tak tau apa yang dia pikir. Kalaulah aku boleh selam hati dia dan buat dia gembira. Mungkin dengan membuatnya gembira, aku nampak gak tujuan hidup aku. Tapi dia ada meeting rupanya. Kena aku menunggu. Aku tetap menunggu.
Malam ni balik kampung. Boss macam ada instict jerr yang aku nak gerak awal. Alih-alih aku dapat tugasan malam. Terpaksalah aku membuat liputan Chan Kong Choy pada maghrib nanti. Hampeh! Tapi dah biasa dah. Nama pun kerja aku. Buka susulan, dia orang suruh aku tanya Samy Vellu pasal parlimen bocor. Apa kejadahnya dia orang nak aku lakukan. Benda tu macam tak relevan lagi dah. Tapi takperlar, nama pun kerja aku. Suatu hari nanti bila aku buka majalah aku sendiri, tahulah apa aku nak tulis. Buat masa ini, bertahan sajalah.
Ini ada berita terbaru! aku tak perlu cover chan kong choy! yer!!!!! tiba-tiba jer hidup terasa best. betul larr, semua perkara dalam hidup ini sementara. Kita cuma kena melaluinya dan mengharapkan yang terbaik. tapi kalau datang yang tak terjangka, kita harus bertahan kerana ia cuma sementara.
Apa yang nak ditulis seterusnya? Ada banyak benda juga boleh ditulis, tapi biarlah aku simpan dulu. Nanti aku bercerita lagi. Bercerita mengenai dunia kepada dunia. Buat masa ini, semoga dunia aman agar kita semua bahagia.
-habis